Senin, 26 Maret 2012

Gizi Pada Remaja Dan Dewasa

KATA PENGANTAR

    Alhamdulilahi robbil a’lamin, washalatu wassalamu a’la asrofil an’biyai wal mursalin, wa a’la alihi wa ashabihi ajmain. Ama ba’du. Puji syukur kepada Allah Swt yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, taufik serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang sangat sederhana ini. Shalawah beri-ring salam tak lupa kita hadiahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw berserta beserta sanak keluarga dan para sahabat beliau, mudah-mudahan kelak kita mendapatkan syafatanya di yaumil akhir nanti. Amiin ya robbil alamin
Makalah: “prinsip seimbang bagi remaja dan dewasa” ini adalah makalah  yang ditulis berdasarkan beberapa bahan rujukan yang dirangkum sedemikan rupa. Namun Penulis menyadari bahwa makalah  yang sederhana ini masih manyak mengalami kekurangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan dan bahan pendukung lainnya.
 Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan guna untuk menuju yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Besar harapan, mudah-mudahan makalah  yang sederhana ini berguna bagi kita semua, dan dapat memberikan  wawasan terutama bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umunya. Amin ya robbal alalmin……..

Pekanbaru,    Jan 2011


                                                                                            (  Penyusun  )










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR        i
DAFTAR ISI        ii
BAB I PENDAHULUAN        1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa        2
B.    Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa        3
C.    Kebutuhan Gizi Seimbang        3
D.    Pengaruh status gizi pada sistem reproduksi        5
E.    Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa        5
F.    Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan        7

DAFTAR PUSTAKA








ii

BAB I
PENDAHULUAN

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.
Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :
1.    Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.
2.    Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
3.    Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yg baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.
4.    Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.
       





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
•    Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun   
•    Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskandia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

B.    Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa
Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
•    Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
•    Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

C.    Kebutuhan Gizi Seimbang
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.

D.    Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi
Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk hamil.
E. Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:
1.    Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2.    Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
3.    Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.
4.    Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5.    Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
6.    Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.
7.    Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
8.    Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.
9.    Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
10.    Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
11.    Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.
12.    Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
13.    Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga untuk  membeli mkanan atau pengetahuan tentang zat gizi.dalam kehidupan sehari-hari sering kali terlihat keluarga walaupun penghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja.tidak berbeda mutunya jika dibandingkan dengan keluarga yang berpenghasilan rendah.
Biasanya wanita atau ibu rumah tangga akan mengalami kesulitan memilih bahan makanan yang akan dihidangkan dalam menyusun hidangan makanan ibu lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak-anak yang lebih kecil.
Banyak wanita terutama wanita karir atau wanita yang banyak berhubungan dengan publik cendrung lebih memilih konsumsi diet tampa lemak atau hanya konsumsi buah-buhan daripada makanan sehat, karna mereka lebih mengutamakan menjaga kecantikan tubuhnya. Dan ada pula wanita dari status ekonomi yang cukup yang mendapatkan makanan yang cukup sejak lahir hingga dewasa akan lebih beruntung dibandingkan wanita dari ekonomi yang rendah. Peluang untuk mendapkan baik yang sehat juga lebih baik daripada dari wanita kalangan sosial ekonomi yang rendah. Hal tersebut antara lain karna lebar atau ukuran pelvis berhubungan erat dengan tinggi badan .
Wanita dengan gizi yang jelek dari golongan ekonomi rendah lebih sering mengalami BBLR dan produksi ASI sedikit sedangkan wanita rumah tangga lebih cendrung memilig konsumsi makanan yang tidak dihabiskan keluarga sehingga mereka memilih untuk mengabiskannya.
Masa kehidupan wanita terdiri dari masa bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, klimakterium, dan masa monopos. Data tersebut dari kesehatan nasional dan survei pengujian ilmu gizi menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11-51 tahun berpariasi dari kalori yang rendah sampai kalori yang tinggi.
Menu ini meliputi kebutuhan yang berbeda sepanjang siklus kehidupan mereka. Konsumsi makanan wanita perlu dipertimbangkan kadar lemak yang kurang sekitar 30% dan tinggi kalsium sekitar 800-1200mg/hari. Dalam perencanaan menu wanita juga harus memperhatikan unsur sodium dalam makanan kaitannya dengan penyakit hipertensi.
Dismaping itu perlu memperhatikan cara pengolahan makanan tersebut.wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.kebutuhan makanan pada vegetarian kurang mencukupi kandungan lemak,mentega,dan rendah protein,kebanyakan kurang zat besi,zink,dan vitamin B12.namun dapat dibantu dengan susu dan telur.  
   








DAFTAR PUSTAKA
1.    Frankin Erna,gizi dalam kesehatan reproduksi,EGC,2006;Jakarta
2.    Poetra Kartasa,ilmu gizi,Rineka Cipta,2002;Jakarta
3.    Almatsie Sunitra,Prinsip Dasar Ilmu Gizi,EGC,2003;Jakarta