Rabu, 02 Mei 2012

Ada Rahasia Dibalik Surah Al - Fatihah


 
 
Assalamualaikum, sobat pustaka makasih banyak kepada sobat smua yang masih setia mampir mengunjungi blog kami yang sederhana ini, posting kami kali ini membahas tentang,, isi kandungan atau rahasia dibiali surah Al - Fatihah.,, yang pasti kita ucapkan sehari hari bagi yang muslim dan muslimah,, yang beragama lain boleh untuk menyimaknya,, karena ini menyangkut kehidupan kita sehari hari pula. langsung aja selamat membaca sobat.

Di dalam riwayat-riwayat dari Ahlul bait (sa) dinyatakan bahwa Al-Qur’an memiliki makna lahir dan makna batin. Surat Al-Fatihah adalah salah satu surat Al-Qur’an yang mengandung rahasia yang dalam dan dikenal sebagai Ummul Kitab, induk Al-Qur’an, mencakup seluruh kandungan Al-Qur’an. Maknanya terbagi menjadi dua, separuh untuk Allah dan separuh lagi untuk hamba-Nya. Dalam Tafsirnya Al-Mizan Allamah Thabathaba’i mengutip hadis Qudsi yang bersumber dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa), dari Rasulullah saw. Hadis ini sangatlah penting kita simak dan kita renungkan. Berikut ini hadisnya:
Imam Ali (sa) berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman:

Aku membagi surat Al-Fatihah antara Aku dan hamba-Ku, separuh untuk-Ku dan separuh lagi untuk hamba-Ku".

Tentang Rahasia surat Al-Fatihah, Rasulullah SAW juga bersabda:

“Ketika Allah Azza wa Jalla hendak menurunkan surat Al-Fatihah, ayat Kursi, surat Ali-Imran 18, 26-27, surat dan ayat itu bergelantung di Arasy dan tidak ada hijab dengan Allah. Surat dan ayat itu berkata kepada-Nya: Ya Rabbi, Engkau akan menurunkan kami ke alam dosa dan kepada orang yang bermaksiat kepada-Mu, sementara kami bergelantung dengan kesucian-Mu. Maka Allah swt berfirman: “Tidak ada seorang pun hamba yang membaca kalian setiap sesudah shalat kecuali Aku karuniakan padanya lingkaran kesucian di tempat ia berada, dan Aku memandangnya dengan mata-Ku yang tersembunyi dengan tujuh puluh kali pandangan setiap hari. Jika tidak, Aku tunaikan baginya setiap hari tujuh puluh hajat yang disertai pengampunan. Jika tidak, Aku melindungi dan menolongnya dari semua musuhnya".

Ayat pertama Untuk hamba-Ku adalah sesuatu yang ia mohon. Ketika ia membaca: Bismillahir Rahmanir Rahim, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Hamba-Ku telah memulai dengan nama-Ku, maka berhaklah Aku untuk menyempurnakan semua urusannya dan memberikan keberkahan dari sisi-Ku untuk seluruh keadaannya.

Ayat kedua Ketika hamba-Ku membaca: Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Hamba-Ku telah memuji-Ku, mengakui bahwa semua nikmat yang dimilikinya berasal dari sisi-Ku, dan semua bala’ hanyalah Aku yang menyingkirkan sehingga ia merasakan itu sebagai karunia. Maka, hendaknya kalian saksikan, Aku akan menjamunya dengan kenikmatan akhirat lebih dari kenikmatan dunia yang telah Kuberikan, dan menyingkirkan bala’ akhirat sebagaimana Aku telah menyingkirkan bala’ dunia.

Ayat ketiga Ketika hamba-Ku membaca: Ar-Ramânir Rahîm, Allah Azza wa Jalla menyatakan: Hamba-Ku telah bersaksi bahwa Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalian saksikan, Aku akan melimpahkan rahmat-Ku kepadanya dan mencurahkan karunia-Ku kepadanya.

Ayat keempat Ketika hamba-Ku membaca: Maliki yawmiddîn, Allah Azza wa Jalla menyatakan: Kalian saksikan, karena ia telah mengakui Aku sebagai Raja pada hari kiamat, maka Aku akan memberikan kemudahan baginya yaitu amalnya tidak akan dihisab, dan Aku akan mengampuni semua kesalahannya.

Ayat kelima Ketika hamba-Ku membaca: Iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’in, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Dia hanya memohon pertolongan kepada-Ku dan hanya bersandar kepada-Ku. Kalian saksikan, Aku akan menolongnya dalam segala urusannya, Aku akan melindungi-Nya dalam segala deritanya, dan Aku akan memegang tangannya saat ia membutuhkan pertolongan.

Ayat keenam Ketika hamba-Ku membaca: Ihdinash shirâthal mustaqîm ... (sampai akhir surat), Allah Azza wa Jalla menyatakan: Hamba-Ku telah memohon kepada-Ku, maka Aku pasti mengijabah permohonan hamba-Ku, memberikan apa yang diinginkan, dan menyelamatkannya dari apa yang ditakutkan.

Ayat ketujuh Shirathal mustaqîm adalah jalan yang lurus, jalan menuju Allah swt. Tidak jarang manusia tersesat dari jalan ini sehingga ia mendapat murka Allah swt. Tergelincir darinya sehingga ia jatuh ke kubangan api neraka.

Sharâthal Mustaqîm itu ada dua: Shirâthal mustaqîm di dunia dan Shirâthal mustaqîm di akhirat. Agar kita selamat dalam melintasi Shirâthal mustaqîm di akhirat, tidak tergelincir kemudian jatuh ke kubangan api neraka, maka kita harus berada di Shirâthal mustaqîm dunia, mengikuti tapak-tilas Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa), mematuhi bimbingan mereka.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

Shirâthal mustaqîm" adalah jalan menuju makrifatullah. Shirâthal mustaqîm ada dua macam: Jalan di dunia, dan jalan di akhirat. Shirâthal mustaqim di dunia adalah imam yang wajib ditaati. Barangsiapa yang mengenalnya di dunia, dan mengikuti bimbingannya, ia akan selamat dalam melintasi shirâthal mustaqîm di akhirat, jembatan di atas neraka Jahannam. Dan barangsiapa yang belum mengenalnya di dunia, ia akan tergelincir kakinya di akhirat sehingga jatuh ke dalam api neraka Jahannam.

sekian posting kami kali ini smoga bermanfaat buat kita smua yang telah membacanya, dan smooga kita bisa mengamalkannya dan berbagi kepada yang lainnya,, dan sobat yang baik selalu meninggalkan komentarnya., jangan lupa ya sobat komentarnya.. sering mampir ke blog kami..

wassalamualaikum wr. wb