TUGAS MANDIRI
KONSEP KEBIDANAN
DISUSUN
oleh :
NAMA
: SUCI RAHMADANISAFITRI
KELAS
: 1.A DIII KEBIDANAN
NIM
: 10.2.0.1.034
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)
PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
TA. 2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010
Departemen Kesehatan mempunyai beberapa misi, antara lain : memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya,
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, serta
mendorong kemandirian masyarakat.
Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program maupun
lintas sektoral dalam mewujudkan tujuan diatas disesuaikan dengan cara pandang
dan kebijakan bidang kesehatan.
Salah satu unggulan dalam Indonesia Sehat 2010 adalah upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir,
yang perlu penyesuaian dan dijabarkan dalam beberapa kegiatan yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi baru lahir dalam
pelayanan kebidanan.
Dalam hal ini
pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh tenaga bidan.
Bidan sebagai salah satu tenaga utama dalam percepatan
penurunan AKI & AKB baru lahir. dituntut untuk mengantisipasi perubahan
tersebut.
sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu,
optimal dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Seiring perkembangan dunia medis yang sedemikian pesatnya, maka pelayanan
kebidanan dituntut untuk bisa mengikuti dan pengimbangi perkembangan pelayanan
medis dan kesehatan lainnya. Di sebagian besar pelayanan kesehatan yang
seharusnya melaksanakan pelayanan dan asuhan kebidanan, masih terbatas pada
pelaksanaan “kegiatan-kegiatan” yang belum memenuhi kaidah asuhan secara
profesional yang bertanggung gugat. Begitu rumitnya masalah yang dihadapi
sehingga sukar menentukan titik masuk untuk mengadakan perubahan yang strategis
dan bermakna. Kalaupun ada upaya untuk membenahi, pada umumnya masih bersifat
insidentil, kurang terarah, terfagmantasi dan berjangka pendek yang bahkan
justru dapat merugikan perkembangan pelayanan kebidanan itu sendiri.
- Tujuan
1. Tujuan umum :
Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis,
analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang
pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak
balita.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan
yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.
b. Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan kebidanan yang
diberikan disarana pelayanan kesehatan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manejemen asuhan kebidanan di Rumah Sakit dan Puskesmas
meliputi : Bagaimana mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan klinis
seorang bidan dalam mengelola klien dengan menggunakan proses Manajemen
Kebidanan, dan mengembangkan kemampuan bidan dalam mendokumentasikan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan secara efektif dan efisien.
D. Sasaran
Sasaran dari
pedoman manajemen asuhan kebidanan ini adalah seluruh bidan yang bekerja pada
tatanan pelayanan kesehatan, baik di Rumah sakit, Puskesmas, Polindes, Rumah
Bersalin, dan Bidan Praktik Swasta (BPS) di seluruh Indonesia.
BAB II
1.
PENGERTIAN
1. Suatu cara pandang dalam memberikan pelayanan kebidanan.
2. Paradigma asuhan kebidanan adalah berupa pandangan terhadap manusia/wanita,
lingkungan, layanan kesehatan dan kebidanan.
2.
Komponen Paradigma
MANUSIA
a. Adalah makhluk Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual
serta unik dan utuh.
b. Punya Siklus tumbuh dan berkembang
c. Punya kemampuan untuk mengatasi perubahan dunia
(kemampuan dari lahir atau belajar dari lingkungan).
d. Cenderung mempertahankan keseimbangan Homeostasis.
e. Cenderung beradaptasi dengan lingkungan
f. Memenuhi kebutuhan melalui serangkaian peristiwa
belajar
g. Mempunyai kapasitas berfikir, belajar merasionalisasi,
berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta nilai-nilai.
h. Mampu berjuang untuk mencapai tujuan.
i. Terdiri dari pria dan wanita.
j. Keluarga
Peran wanita
di dalam keluarga
a. Sebagai Pendamping
b. Sebagai Pengelola
c. Sebagai Pencari Nafkah
d. Sebagai Penerus Generasi
Peran bidan
untuk individu dan masyarakat
a. Menolong individu mengatasi dan beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan.
b. Membawa perubahan tingkah laku yang positif
c. Merencanakan perawatan yang bersifat individual.
d. mengetahui budaya-budaya yang berkembang dalam
masyarakat
e. Menerapkan Pendektan komprehensif
LINGKUNGAN
a. Semua yang
ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan
aktivitasnya.
b. Adalah
organisasi biologis yang meliputi semua organisme yang berada dalam
wilayah tertentu yang berinteraksi dengan lingkungan fisik.
c. Lingkungan
menjadi persyaratan yang penting agar kesehatan ibu dapat terjaga
d.
Penyesuaian ibu terhadap lingkungan sekitarnya serta tempat tinggal
yang memadai juga menunjang kesehatan ibu.
e. Lingkungan
Fisik
• Terdiri dari semua benda-benda mati yang berada
disekitar kita.
• Wanita merupakan bagian dari keluarga serta unit dari
komuniti
• Keluarga bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan
f. Budaya
• Meliputi sosial-ekonomi, pendidikan, kebudayaan.
• Lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan
derajat kesehatan bumil, bulin dan bufas.
g.
Psikososial
• Ibu sebagai wanita terlibat dalam interaksi antara
keluarga, kelompok, dan masyarakat
• Keberadaan wanita yang sehat jasmani, rohani, dan
sosial sangat diperlukan karena wanita mempunyai 5 peran yang sangat penting
dalam keluarga.
h. Biologis
• Meliputi genetika, biomedik dan maturistik
• Manusia merupakan susunan sistem organ tubuh yang
mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya.
KESEHATAN
a. Terdapat “PERILAKU”, yaitu : hasil dari berbagai
pengalaman serta interaksi manusia dgn lingkungan nya.
b. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna
baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.
c. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan
proses, yaitu proses adaptasi individu yang tidak hanya tehadap fisik tetapi
juga terhadap lingkungan sosial.
d. Wujud : dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Karakteristik
Sehat
• Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
• Memandang sehat dalam konteks eksternal & internal.
• Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan
produktif.
PERILAKU
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan.
Perilaku
Sehat
• Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungan yang terwjud dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan tindakan perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh.
• Ibu yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman serta
selalu melakukan hubungan atau interaksi dengan lingkungannya maka akan
mendapat informasi dalam menjaga kesehatannya.
perilaku propesional dari bidan mencakup ;
• Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada
filosofi, etika profesi dan aspek legal
• Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan
klinis yang dibuatnya
• Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan
keterampilan mutakhir secara berkala
• Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah
penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi
• Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama
memberikan asuhan kebidanan
• Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan
dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi
baru lahir dan anak
• Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan
kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan
tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
• Menggunakan keterampilan komunikasi
• Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga
• Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan
pelayanan
KEBIDANAN
a. Pelayanan
Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :
• Layanan
kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.
• Layanan
kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau
sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
• Layanan
kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan
yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi
kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu serta bayinya.
b. Batang
Keilmuan Kebidanan terdiri dari beberapa yaitu :
• Ilmu Kedokteran
• Ilmu Keperawatan
• Ilmu Kesehatan Masyarakat
• Ilmu Sosial
• Ilmu Budaya
• Ilmu Psikologi
• Ilmu Manajemen
c. Pelayanan
Kebidanan :
• seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan.
• Tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
3.
Manfaat
paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan
a. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap
kesehatan sendiri.
c. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan
untuk mengetaui bagaimana diri sendiri.
f. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan
bidan dapat memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap
objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.
g. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan
dan kesabaran antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
h. interaksi antara bidan dan pasien mendorong
keterbukaan hubungan bidan dengan wanita.
i. bidan – pasien saling membutuhkan.
j. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal
yang menarik, menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam
interaksi bidan – pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman dan tim kesehatan
lain.
BAB III
A. PROFESI BIDAN
Pengertian Profesi :
Berasal dari
bahasa latin “ profesio” yang berarti janji atau ikrar.
Akitivitas yg bersifat
intelektual berdasarkan ilmu & pengetahuan digunakan u/ tujuan praktek
pelayanan dapt dipelajari, terorganisir secara internal dan altristik” Abraham
Flexman,1915.
Profesi adalah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Contoh profesi adalah pada bidang hukum,
kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.
“ Suatu pekerjaan yg membutuhkan pengetahuan khusus dlm bidang ilmu,
melaksanakan cara-cara dan peraturan yg telah disepakati anggota profesi itu “
Chin Yacobus,1993
. “Berorientasi kepada pelayanan memiliki ilmu pengetahuan
teoritik dgn otonomi dari kelompok pelaksana” Suessman,1996
pengertian
bidan :
Bidan
(midwive/pendamping istri) berasal dari bahasa Sansekerta ”Wirdhan” yang
artinya wanita bijaksana.
Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah pengertian
bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga
ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk
kesejahteraan manusia.
Menurut Kep Menkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Bidan adalah seorang wanita
yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
persyaratan yang berlaku.
Bidan adalah seseorang yang telah mendapatkan lisensi untuk melaksanakan
praktek kebidanan (Wahyuningsih, 2005).
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengembangkan pelayanan yang unik bagi masyarakat.
2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang
ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan.
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang
belaku.
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya.
6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang
diberikan.
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya
B. PROFESIONALISME
- Pengertian profesionalisme
Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau
cakap dalam kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari
keterampilannya.
- Ciri-ciri profesional yaitu meliputi:
a. Bagi pelakunya secara nyata /
de facto dituntut kecakapan sesuai tugas-tugas khusus serta tunutuan dari jenis
jabatannya
b. Kecakapan atau keahlian pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan
tapi didasari wawasan keilmuan yang mantap, menuntut oendidikan, terprogram
secara relevan dan berbobot, terselenggara secara efektif-efisien dan tolak
ukur evaluatifnya terstanda.
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, pilihan jabatannya
/ kerjanya didasari kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan
dan perannya dan bermotivasi dan berkarya sebaik-baiknya.
d. Jabatan profesional mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya,
memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi dimana menjamin
kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja
profesional bidan.
C. PRAKTEK PROFESIONAL BIDAN
Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional,
maka bidan telah memiliki persyaratan
dari bidan sebagai jabatan profesional:
a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga profesional
c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
d. Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah
e. Memiliki peran dan fungsi yang jelas
f. Memiliki peran dan fungsi yang jelas
g. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur
h. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
i. Memiliki kde etik kebidanan
j. Memiliki standar pelayanan
k. Memiliki standar praktek
l. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai
kebutuhan pelayanan
m. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan merupakan jabatan
profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :
- Jabatan struktural
adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
irganisasi
- Jabatanfungsional adalah jabatan yang
ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan
masyarakat dan negara. Selain fungsinya yang vital dalam kehidupan
masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam konteks
ini, jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan demikian,
adalah wajar jika bidan mendapatkan tunjangan fungsional.
BAB IV
DASAR PEMIKIRAN FOKUS DAN TUJUAN DALAM TEORI KEBIDANAN
Reva RUBIN
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang
wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan.
Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang
akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah
persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki
harapan-harapan antara lain:
a. kesejahteraan ibu dan bayi
b. penerimaan dari masyarakat
c. penentuan identitas diri
d. mengetahui tentang arti memberi dan menerima
Perubahan yang umum terjadi pada waktu hamil
a. Cenderung tergantung dan membutuhkan lebih banyak perhatian
b. Mempu memperhatikan perkembangan janinnya
c. Membutuhkan sosialisasi
Reaksi yang umum pada kehamilan
a. Trimester 1 : ambivalent, takut, fantasi, khawatir
b. Trimester 2 : perasaan lebih nyaman, kebutuhan mempelajari tumbuh kembang
janin, pasif, introvert, egosentris, self centered
c. Trimester 3 : perasaan aneh, merasa jelek, sembrono, lebih introvert,
merefleksikan terhadap pengalaman waktu kecil.
4 tahapan psikososial
a. anticipatory stage
seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak
yang lain.
b. honeymoon stage
ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini
ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman,
gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita
tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan
gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama
kehamilan.
3 aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu
a. Ideal image : gambaran tentang idaman diri
b. Self image : gambaran tentang diri
c. Body image : gambaran tentang perubahan tubuh
Adaptasi psikososial postpartum
Konsep dasar
1) Periode post partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu
baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat
melahirkan
2) Faktor yang mempengaruhi :
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan pengalaman saat melahirkan terhadap harapan
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
d. Pengaruh budaya
e. Periode diuraikan rubin dalam 3 fase, taking in, taking hold dan letting go
Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:
a. periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1. ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
2. perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya
3. ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan
4. memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh
kekondisi normal
5. nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
b. periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
1. ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung
jawab akan bayinya
2. ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya
tahan tubuh
3. ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi
4. ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong,
menyusui, memandikan dan mengganti popok
5. kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu
membesarkan bayinya
c. periode letting go
1. terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga
2. ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan
bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan social
2. TEORI RAMONA MERCER
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam
pencapaian peran ibu.
Pokok pembahasan dalam teori Ramona Mercer
a. Efek stress antepartum
stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman
negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah :
memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penelitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status
kesehatan ibu, yaitu:
1. Hubungan Interpersonal
2. Peran keluarga
3. Stress anterpartum
4. Dukungan social
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role (peran ibu)
• Menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan
pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri (Mercer, 1986)
• 1-2 juta ibu di Amerika yang gagal memerankan peran ini, terbukti dengan
tingginya jumlah anak yang mendapat perlakuan yang kejam
b. Pencapaian peran ibu
• Peran ibu dicapai dalam kurun wkatu tertentu dimana ibu menajdi dekat dengan
bayinya, yang membutuhkan pendekatan yang kompeten termasuk peran dalam
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran
• Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan yang
lain
4 langkah dalam pelaksanaan peran ibu
• Anticipatory
Suatu masa sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita memulai penyesuaian sosial
dan psikologis terhadap peran barunya nanti dengan mempelajari apa saja yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu
• Formal
Tahap ini dimulai dengan peran ibu sesungguhnya, bimbingan peran secara formal
dan sesuai dengan apa yang diharapkan sistem sosial
• Informal
Tahap ini dimulai saat wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam
melaksanakan peran ibu yang tidak disampaikan oleh sosial sistem
• Personal
Merupakan tahap akhir pencapaian peran, dimana wanita telah mahir melaksanakan
perannya sebagai seorang ibu. Ia telah mampu menentukan caranya sendiri dalam
melaksanakan peran barunya
Faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian peran
a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor
pendukung:
a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu
ibu untuk menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d. Appraisal support
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan
peran ibu
4 faktor dalam masa adaptasi
a. Physical recovery phase (mulai lahir sampai 1 bulan)
b. Achievement phase (2-4/5 bulan)
c. Disruption phase (6-8 bulan)
d. Reorganisation phase (8-12 bulan)
Peran bidan yang diharapkan Mercer dalam teorinya
a. Adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugasnya dalam adaptasi peran
fungsi ibu
b. Mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi peran ibu dalam pencapaian
peran fungsi ini dan kontribusi dari stress antepartum
3. TEORI ERNESTINE WIEDENBACH
Wiedenbach mengemukakan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan
observasinya dalam praktek.
Konsep asuhan, terdiri dari :
a. The agent : mid wife
Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera
untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persipan
menjadi orang tua.
b. The recipient
Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Widenbach adalah
individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
c. The Goal / purpose
Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan
tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal
d. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:
1. Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide
2. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan
(ministration)
3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
4. Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
5. The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi dan profesi.
4. TEORI ELA JOY LEHRMAN
Teori ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktek kebidanan
dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada
persalinan, teori ini juga menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang
wanita dengan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam
praktek
8 konsep penting dalam pelayanan kebidanan
a. Asuhan yang berkesinambungan
b. Keluarga sebagai pusat asuhan
c. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan
e. Keterlibatan dalam asuhan
f. Advokasi dari klien
g. Waktu
h. Asuhan partisipatif
Asuhan partisipatif
a. Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
b. Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal
c. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya klien ikut melakukan palpasi pada tempat
tertentu atau ikut mendengarkan detak jantung.
Kedelapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini, kemudian diujicobakan oleh
Morten (1991) pada klien post partum.
Selanjutnya Morten menambahkan 3 komponen
Konsep Morten
Teknik komunikasi terapeutik
Proses komunikasi sangat penting dalam perkembangan dan penyembuhan. Misalnya,
mendengarkan aktif, mengkaji, klarifikasi, humor, sikap yang tidak menuduh,
pengakuan, fasilitasi, pemberian izin.
Pemberdayaan (empowerment)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan dalam penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi,
menilai dan memberi dukungan.
Hubungan sesama (lateral relationship)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dengan
klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak akrab. Misalnya : sikap empati
atau berbagi pengalaman.
5. TEORI JEAN BALL
Teori kursi goyang
a. Keseimbangan emosional ibu, baik fisik maupun psikologis
b. Psikologis dalam hal ini agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan menjadi orang
tua terpenuhi
c. Kehamilan, persalinan dan masa post partum adalah masa untuk mengadopsi yang
baru
Dalam teori kursi goyang, kursi dibentuk dalam 3 elemen
a. Pelayanan kebidanan
b. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
c. Support terhadap kepribadian wanita
Teori Ball yaitu
a. Teori perubahan,
b. Teori stress, coping, dan support
c. Teori dasar
Hipotesa Ball
a. Respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan
kelahiran anak, dipengaruhi oleh personality/kepribadian
b. Persiapan yang harus diantisipasi oleh bidan dalam masa post natal akan
dipengaruhi oleh respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada
proses kelahiran anak
Kesimpulan hipotesa Ball
Wanita yang boleh dikatakan sejahtera setelah melahirkan sangat bergantung
kepada kepribadiannya, sistem dukungan pribadi, dan dukungan yang dipersiapkan
pelayanan kebidanan.
BAB V
MANAJEMEN
KEBIDANAN
BAB VI
LINGKUP PRAKTEK MANDIRI
Lingkup praktek mandiri Meliputi
: Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri & wanita dewasa
sebelum & selama kehamilan & selanjutnya
Bidan memberikan pengawasan, asuhan & nasehat wanita selama hamil, bersalin
, nifas
Bidan menolong persalinan atas tanggungjawabnya sendiri & merawat bayi baru
lahir.
Asuhan Kebidanan berupa :
Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu, Penyuluhan &
pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga & masyarakat termasuk persiapan
menjadi orang tua,menentukan kb, deteksi kondisi abnormal pada ibu & bayi,
konsultasi atau rujukan,pertolongan kegawatdaruratan primer & sekunder saat
tidak ada medis.
Praktek kebidanan dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada masyarakat, dokter, perawat, dokter spesialis, pusat-pusat rujukan
pengorganisasian praktek asuhan kebidanan
NKKBS®Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan dengan
kewenangan menaikkan kesehatan ibu &
NKKBS®anak
Sasaran pelayayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang
meliputi : upaya, pencegahan, penyembuhan & pemulihan
Layanan kebidanan dibedakan :
Layanan kebidanan primer
Layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
Layanan kebidanan kolaborasi
Layanan yang dilakukan bidan sebagai anggota tim, kegiatan dilakukan bersamaan
/ sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan.
Layanan kebidanan rujukan
Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system yang lebih
tinggi atau sebaliknya
Layanan yang dilakukan oleh ke tempat pelayanan kesehatan yang lain secara
horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lain.
BAB VII
PENGERTIAN
adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan)
Meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan .
MACAM-MACAM MODEL ASUHAN KEBIDANAN
Medical Model
Merupakan fondasi dari praktek-praktek kebidanan yg sudah meresap di masyarakat
Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi dari
penyakit/tindakan
Konsekuensi, jika medical model digunakan dalam praktek kebidanan:
Model Sehat untuk Semua (Health For All)
Diproklamirkan oleh WHO sejak th 1978 Fokus pada wanita, keluarga, dan
masyarakat Pelaksanan adalah bidan di komunitas 5 tema dalam HFA:
Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan Bentuk Yankes. Adalah kesehatan
& pencegahan penyakit Partisipasi masyarakat Adanya kerjasama antar tim
kesehatan
Berfokus pada Yankes. Primer
Model HFA dan definisi PHC 5 konsep WHO 1998:
Yankes bagi masyarakat secara keseluruhan sesuai kebutuhan
Yankes meliputi promotif, prefentif, curative & rehabilitatif
Yankes harus efektif & dapat diterima secara cultural
Masyarakat terlibat dalam yankes
Adanya kolaborasi linsek
Model partisipasi Adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan
pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
Tidak medikalisasi & tidak professional
Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
3 tingkatan partisipasi :
Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
Tk II : Partisipasi aktif dg rencana2 kes yg jelas mis, bertanya /mengajak diskusi
Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan & evaluasi
Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program
Model Mengkaji Kebutuhan Dalam Praktek Kebidanan
Sesuai filosofi bidan, dengan memandang kenormalan dari bumil, bulin, bufas dll
maka mengkaji kebutuhan normal untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan.
Model ini membutuhkan :
Pendekatan
Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg diharapkan dll)
Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan,
alternative tindakan dll.
Unit komponen dalam model ini:
Ibu & keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural& spiritual)
Partnership(kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan &
keterampilan, pengharapan, kepercayaan, & perekanan)
Model Menolong Bagi Bidan Di Ruang Kebidanan
Pemberian informasi (dengan komunikasi yg baik)
Pemberian pilihan & control (dilibibatkan dalam decision making)
Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yg baik)
Kesadaran diri sendiri (kekuatan & kelemahan)
Model Sistem Maternitas Di Komunitas
Bidan yg memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan bila menemukan
adanya masalah, dan akan melanjutkan asuhannya setelah dikirim kembali ke
bidan.
MACAM-MACAM ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan pada ibu hamil
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Asuhan kebidanan pada ibu nifas
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
Asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Di
harapkan dapat membantu bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada kliennya
dan sebagai salah satu acuan untuk dalam memulai asuhan kebidanan.
Mungkin
di perlukan kombinasi dalam prakteknya .sehingga sesuai dengan filosofi asuhan
kebidanan .
DAFTAR
PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007
Sarwono P. Ilmu
Kebidanan, Jakarta,
2007.
Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan
Menyongsong Masa Depan
Cetakan ke-III Jakarta:
PP IBI.2004
Bryar, R. Theory For Midwifery Practice Edisi 1 . Macmillan, Haound
Millo.1995
Estiwidani, Meilani, Widyasih,
Widyastuti, Konsep Kebidanan. Yogyakarta, 2008.
lenteraimpian.wordpress.com
Depkes RI Pusat
pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.1995