Sabtu, 21 April 2012

makalah Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Dengan Kelainan Letak


2.1             Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Dengan Kelainan Letak
2.1.1       Letak Sungsang

A.                Pengertian
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998).
B.                 Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 )

1.      Ibu
a.      Keadaan rahim
ü  Rahim arkuatus
ü  Septum pada rahim
ü  Uterus dupleks
ü  Mioma bersama kehamilan

b.      Keadaan plasenta
ü  Plasenta letak rendah
ü   Plasenta previa

c.      Keadaan jalan lahir
ü  Kesempitan panggul
ü  Deformitas tulang panggul
ü  Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala

2.      Janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
a.      Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b.      Hedrosefalus atau anesefalus
c.      Kehamilan kembar
d.      Hidroamnion atau aligohidromion
e.      Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.

C.                 Klasifikasi
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang sebagai berikut :
1.      Letak Bokong Murni (Frank Breech)
ü  Teraba bokong
ü  Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
ü  Kedua kaki bertindak sebagai spalk

2.      Letak Bokong Kaki Sempurna / Lipat Kijang (Campliete Breech)
ü  Teraba bokong
ü   Kedua kaki berada di samping bokong

3.      Letak Bokong Tak Sempurna (Incomplite Breech)
ü  Teraba bokong
ü  Disamping bokong teraba satu kaki




D.                Diagnosa
1.      Pemeriksaan abdominal
ü  Letaknya adalah memanjang.
ü  Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti kepala. Dicurigai bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha teregama di atas tulang-tulang dibawahnya, memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan diagnostic.
ü  Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
ü  Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila kepala ada di bawah tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari paha bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
ü  Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan

2.      Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas perut ibu kadang kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus

3.      Pemeriksaan vaginal
ü  Bagian terendah teraba tinggi
ü   Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi
ü  Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka
ü  Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan dngan kepala oleh karena tulang yang keras
ü  Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter gitochanterika ada pada diameter obligua kanan.

4.      Pemeriksaan Sinar X
Sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti hydrocephalus.


E.                 Komplikasi
1.      ibu
Kemunkinan robekan pada perenium lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
2.      anak
Proknosa tidak begitu baik, karena ada gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menubrito aspiksio. (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, 1998)

F.                  Penatalaksanaan
Konsep Penatalaksanaan Letak Sungsang (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)
         
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan :
Menurut Sarwono Prawirohardjo, berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi :
1.      Persalinan Pervaginam
a.      Spontaneous breech (Bracht), ada 3 tahap :
ü  Fase Lambat (Bokong lahir sampai umbilikus / scapula anterior),
ü  Fase Cepat (Dari umbilikus sampai mulut / hidung)
ü  Fase Lambat (Dari mulut / hidung sampai seluruh kepala)
b.      Partial breech extraction : Manual and assisted breech delivery
c.      Total breech extraction

2.Persalinan per abdominal : Seksio Sesaria

Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)

Langkah klinik
1.      Persetujuan tindakan medic
2.      Persiapan Pasien :
a)     Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b)     Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan daerah perenium dengan antiseptik
Instrumen :
a)     Perangkat untuk persalinan
b)     Perangkat untuk resusitasi bayi
c)     Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d)     Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e)     Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f)       Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g)     Alat-alat infuse
h)     Povidon Iodin 10%
i)        Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomy

3.      Persiapan Penolong
a)     Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung
b)     Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c)     Keringkan tangan dengan handuk DTT
d)     Pakai sarung tangan DTT / steril
e)      Memasang duk (kain penutup)

4.      Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a)     Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b)     Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c)     Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
d)     Melahirkan bayi :
                                                                         I.       Cara Bracht
1)     Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
2)     Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
3)     Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
4)     Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
5)     Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
6)      Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
                                          
                                                                 II.            Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1)     Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
2)     Tali pusat dikendorkan.
3)     Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas
a)     Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
b)     Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
4)     Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
5)     Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.

                                                              III.            Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1)     Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
2)     Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.

                                                              IV.            Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala / nuchal arm)
1)     Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan.
2)     Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang muchal.
3)     Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.
                             
                                                                 V.            Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1)     Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
2)     Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.
3)     Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
4)     Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
5)     Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.
6)     Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.

                                                              VI.            Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1)     Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
2)     Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
3)     Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.

Cara Melahirkan Kepala Bayi

Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan Bracht kepala belum lahir).
1)              Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).
2)              Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
3)              Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi
4)              Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
5)              Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut..

5.      Manajemen Kala III
a)     Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi.
b)     Luka episiotomi atau robekan perenium dijahit.
c)     Beri Uterustonika atau medikamentosa yang diperlukan.
d)     Awasi kala IV.
e)     Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
f)      Dokumentasi
g)     Cuci tangan pasca tindakan

G.                Sikap bidan
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya :

1.      Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk mendapatkan petunjuk kepastian dalam lahir
2.      Bila ada kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal
3.      Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama dokter
4.      Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam bentuk Informetconsen (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 1998)

2.2.2   Letak Lintang
A.             Pengertian
                        Letak lintang dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).

B.              Etiologi
                        Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.

C.              Diagnosis
            Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, engan TFU rendah. Palpasi akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.   
D.             Komplikasi
            Letak lintang merupakan keadaan malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah berat jika kasus letak lintang telambat didiagnosa. Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu. Pada janin, dapat terjadi prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin .

E.              Proses persalinan
Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut, bahu janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang sesuai sering menumbung. Setelah terjadi sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi atas panggul, dengan kepala di salah satu fossa iliaca dan bokong pada fossa iliaca yang lain. Bila proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul. Uterus kemudian berkontraksi dengan kuat dalam upayanya yang sia-sia untuk mengatasi halangan tersebut. Setelah beberapa saat, akan terbentuk cincin retraksi yang semakin lama semakin meninggi dan semakin nyata. Keadaan ini disebut sebagai letak lintang kasep. Jika tidak cepat ditangani dengan benar, uterus akhirnya akan mengalami ruptur dan baik ibu maupun bayi dapat meninggal.
Bila janin amat kecil (biasanya kurang dari 800 gram) dan panggul sangat lebar, persalinan spontan dapat terjadi meskipun kelainan tesebut menetap. Janin akan tertekan dengan kepala terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu kemudian menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva. Kepala da n dada kemudian melewati rongga panggul secara bersamaan, dan bayi dapat dikeluarkan dalam keadaan terlipat (conduplicati corpore)

F.               Penganan
1.      Pada kehamilan

Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.

Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.
2.      Pada persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm pada primigravida dengan janin hidup dilakukan sectio caesaria, jika janin mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi. Pada multigravida dengan janin hidup dan riwayat obstetri baik dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obsterti jelek dilakukan SC. Pada letak lintang kasep janin hidup dilakukan SC, jika janin mati dilakukan embriotomi.


ASUHAN KEBIDANAN DENGAN KELAINAN LETAK LINTANG
Ny ‘R’ Usia 34 Tahun G4P2Ab1Ah2 UK 29 Minggu
dengan Kelainan Letak Lintang
DATA SUBJEKTIF
1.      Keluhan Utama
Seorang ibu hamil dengan umur kehamilan 29 minggu mengeluh perut sebelah kiri sering terasa nyeri seperti ada tekanan dari dalam, dan bila diraba sedikit menonjol, sedangkan perutnya sebelah kanan sering terasa ada gerakan janin (ditendang-tendang).
1.      Riwayat Obstetri
Hamil
Ke
Persalinan
Nifas
Tgl lahir
UK
Jenis persalinan
Penolong
Komplikasi
JK
BB
(gr)
Lakta si
Kompli kasi
Ibu
Bayi
1
1997
aterm
Spontan
bidan
tdk
tdk
P
3200
2 th
Tdk
2
2000
Abortus
3
2002
aterm
Spontan
bidan
tdk
tdk
L
3300
1,5 th
tdk
4
Hamil saat ini















DATA OBJEKTIF
1.      Keadaan umum     : baik               kesadaran        : Compos Mentis
2.      Status emosional   : stabil
3.      Tanda vital
Tekanan darah       : 110/80 mmHg
Nadi                      : 82 kali/menit
Pernafasan             : 20 kali/menit
Suhu                      : 36,60C
1.      BB/TB                   : 60 kg/158 cm
2.      Abdomen
Bentuk                  : Melintang, perut membuncit ke samping
Bekas Luka           : Tidak ada
Strie Gravidarum  : Ada
Palpasi Leopold    :
Leopold I       : Kosong
Leopold II     : Kiri : Bulat, keras ,melenting,
Kanan : Kurang Bulat, lunak, kurang melenting
Leopold III    : Kosong
Leopold IV    : Belum dilakukan
TFU                       : 1 Jari dibawah pusat
Mc Donald            : 20 cm
Osborn test            :Tidak Dilakukan
TBJ                        : (20-11) x 155 = 1395 gram
Auskultasi DJJ      :
Punctum maksimum  : Setinggi pusat disebelah kiri
Frekuensi                   : 144 x/ menit

ASSESMENT
1.      Diagnosa Kebidanan
Ny ‘R’ Usia 34 Tahun G4P2Ab1Ah2 UK 29 Minggu  dengan kelaianan letak lintang.
1.      Masalah
Ibu mengatakan ibu mengalami nyeri tekan di perut sebelah kiri dan terasa gerakan janin di sebelah kanan.

1.      Kebutuhan
KIE tentang kelainan letak lintang dan komplikasinya
KIE cara mengatasi kelainan letak lintang

1.      Diagnosa potensial
Ibu berpotensi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan post partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu, sedangkan pada janin dapat menyebabkan prematuritas, BBLR, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin.

1.      Masalah Potensial
Tidak ada

1.      Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
2.      Mandiri
Tidak ada

1.      Kolaborasi
Kolaborasi dengan dr. Hasan, Sp.OG bagian kebidanan RSUP dr. Sarjito untuk pemeriksaan USG untuk memastikan letak lintang dan mengetahui penyebabnya.

1.      Merujuk
Merujuk ke dr. Hasan, Sp.OG bagian kebidanan RSUP dr. Sarjito untuk penanganan lebih lanjut.

PLANNING (30 Maret 2010, 17.00 WIB)
1.      Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya saat ini.
Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
1.      Menjelaskan kepada ibu tentang posisi janin ibu yang kemungkinannya janin ibu letaknya melintang berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
Ibu memahami tentang posisi janinnya saat ini.
1.      Memberi contoh dan menganjurkan ibu untuk melakukan kneechest atau posisi lutut dada, setiap hari minimal 2 kali sehari selama ± 5 menit, untuk mengembalikan posisi bayinya menjadi presentasi kepala.
Ibu bersedia untuk melakukan kneechest sesuai yang telah dianjurkan.
1.      Menjelaskan kepada ibu tentang komplikasi bagi ibu dan janin yang bisa ditimbulkan dari kelainan letak lintang.
Ibu mengerti tentang komplikasi yang bisa ditimbulkan dari kelainan letak lintang dan akan berhati-hati.
1.      Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang telah ditunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan USG.
1.      Merujuk ibu ke dr. Hasan Sp.OG bagian kebidanan RSUP dr. Sardijo untuk penanganan selanjutnya.
Ibu bersedia dirujuk ke dr. Hasan, Sp.OG bagian kebidanan RSUP dr. Sardjito untuk dilakukan penanganan selanjutnya.
1.      Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang dua minggu lagi atau jika ada keluhan.
Ibu bersedia datang dua minggu lagi atau jika ada keluhan.